Keindahan pulau Bali bukan hanya pantai saja.
Tempat wisata yang difavoritkan banyak orang baik dalam maupun luar negeri, juga memiliki gunung yang juga memiliki keindahan tak kalah dengan pantainya. Gunung tersebut bernama Gunung Batur.
Gunung yang Mempesona.
Gunung Batur merupakan sebuah gunung berapi aktif di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, .Kawasan Gunung Batur terkenal sebagai objek wisata andalan Kabupaten Bangli.
Konon menurut cerita dalam Lontar Susana Bali, Gunung Batur merupakan puncak dari Gunung Mahameru (Semeru) yang ada di Jawa Timur, puncak dari Gunung Mahameru tersebut dipindahkan oleh Batara Pasupati untuk membuat Pulau Bali ajeg (stabil).
Daerah yang dapat ditonjolkan sebagai objek wisata adalah kawah, kaldera dan danau. Kawah Kaldera Gunung Batur merupakan salah satu kawah kaldera terbesar di dunia. Disana terdapat aliran air dalam tanah yang mengalirkan air Danau Batur, yang muncul menjadi mata air di beberapa tempat di Bali dan dianggap sebagai “Tirta Suci”
Kopi dari Gunung Batur.
Selain memiliki mata air yang dianggap suci, di Gunung Batur ini kita dapat menemukan jenis minuman yang teramat nikmat, yaitu kopi Arabica Bali Kintamani.
Kondisi alam Gunung Batur sangat cocok untuk tanaman kopi, maka tidak heran di kawasan Gunung yang memiliki ketinggian 1.717 mdpl, kita akan menjumpai kopi jenis Arabica yang begitu nikmat, bernama Kopi Arabica Bali Kintamani.
Kemungkinan kopi Arabika telah ditanam di Pulau Dewata sejak awal tahun 1800-an atau sudah sekitar dua abad yang lalu. Hal tersebut tercantum di dalam buku Verslag over de Koffiecultuur in Amerika, Azie en Afrika (Laporan tentang Budidaya Kopi di Amerika, Asia dan Afrika) karya KF. van Delden Laerne (1885).
Berjaya di Masa Penjajahan Belanda.
Dalam buku tersebut juga tercatat jika di tahun 1825 telah dilakukan ekspor kopi Arabika dari Jawa, kopi yang diekspor tersebut tidak semuanya berasal dari pulau Jawa, namun ada juga kopi yang berasal dari Bali dan Palembang.
Kegiatan ekspor Kopi ini masih terus berlanjut, karena memang Belanda berupaya menguasai pasar kopi dunia dengan kopi yang mereka dapatkan dari nusantara, tecatat hingga tahun 1853 kopi dari Bali masih menjadi kopi yang diekspor ke Eropa.
Sempat Mengalami Kemunduran.
Reputasi Bali sebagai penghasil kopi Arabika mulai memudar sejak penyakit karat daun masuk ke Indonesia (pulau Jawa) pada tahun 1878. Penyakit ini rupanya juga telah menghancukan perkebunan-perkebunan besar kopi Arabika di Bali.
Kedatangan Jepang di tahun 1942, membuat tanaman kopi di Bali kian terkikis, Pemerintah Jepang memutuskan untuk mengurangi lahan tanaman kopi dan menggantinya dengan lahan jagung, bahan pangan yang bisa digunakan pasukan Jepang untuk berperang.
Tergerusnya kopi Bali juga dipengaruhi oleh faktor alam, Dengan meletusnya Gunung Batur beberapa kali (tahun 1917, 1948 dan 1977) dan disusul dengan meletusnya Gunung Agung (tahun 1963) membuat lahan kopi Arabika semakin mengecil. Akibatnya, produksi semakin menurun sehingga nama kopi Kintarnani Bali semakin menghilang.
Titik Balik Kopi Arabica Bali Kintamani.
Upaya kebangkitan kembali kopi Bali Kintamani di mulai di tahun 1979, atas inisiasi dari Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Bali, dimulailah Proyek Rehabilitasi dan Pengembangan Tanaman Ekspor (PRPTE).
Melihat catatan sejarah, dimana kopi Arabica Bali Kintamani yang pernah diekspor di masa penjajahan Belanda, maka upaya pengembangan kopi Arabica Bali Kintamani adalah salah satu prioritas dari Disbun Provinsi Bali.
Pengembangan kopi Arabica Bali Kintamani bukan hanya didasarkan pada kepentingan ekspor, namun juga merupakan upaya melestarikan fungsi hidrologis dari Gunung Batur.
Upaya pengembangan ini terbukti cukup berhasil, saat ini Kopi Bali Kintamani, jadi kopi enak yang disukai masyrakat dunia, kopi ini juga menjadi kopi pertama Indonesia yang mendapatkan sertifikat HAKI (Hal Atas Kekayaan Intelektual) dengan Indikasi Geografis.
Kualitas dari kopi Bali juga telah terjamin karena adanya aturan subak, Di dalam aturan subak, petani memiliki kesepakatan, bahwa anggotanya harus bertani secara organik. Tak boleh ada anggota yang menggunakan bahan kimia.
Jika harus menggunakan pupuk dan pestisidanya, maka pupuk dan pestisida yang digunakan harus secara organik. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan produksi.
Cita Rasa Kopi Bali Kintamani.
Bicara mengenai cita rasa Kopi Arabica Bali Kintamani, maka kita akan menemukan cita rasa unik yang susah dilupakan, kalian akan menemukan cita rasa asam segar seperti buah jeruk (citrusy) tanpa meninggalkan aftertaste di mulut.
Kalian juga akan menemukan body yang medium dengan aroma manis yang sangat kuat. Saat menikmati kopi ini, kalian tidak akan menemukan rasa rempah (spice) seperti kebanyakan kopi di Indonesia. Kopi ini sangat cocok untuk kalian yang tidak menyukai rasa pahit.
Penasaran dengan Kopi Arabica Bali Kintamani ? Kalian bisa langsung dapatkan Kopi Arabica Bali Kintamani kualitas terbaik hanya di Kopi Petani.
Pustaka :
Leave a Reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.