“Onde mande, lamak bana !”
Kata yang berasal dari bahasa Minangkabau atau bahasa Padang ini memiliki arti “ya ampun ibu, enak sekali makanan ini”. Jangan salah paham dulu, tulisan ini bukan membahas mengenai rumah makan Padang yang memiliki beragam makanan enak yang jadi kesukaan banyak orang.
Tulisan singkat ini akan memperkenalkan pada kalian, hal nikmat lain yang bisa kalian temukan dari penjuru barat Pulau Sumatera yang tidak kalah dari makanan yang ada di rumah makan Padang.
Sumatera Barat di Masa Kolonial.
Menurut catatan sejarah, nama Provinsi Sumatra Barat bermula pada zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC),
Dimana sebutan wilayah untuk kawasan pesisir barat Sumatra adalah Hoofdcomptoir van Sumatra’s westkust. Kemudian dengan semakin menguatnya pengaruh politik dan ekonomi VOC, wilayah ini meluas hingga mencangkup kawasan pantai barat Sumatra mulai dari Barus sampai Inderapura.
Lalu setelah kependudukan VOC berganti pada Belanda, wilayah tersebut makin diperluas dan tergabung dalam Gouvernement Sumatra’s Westkust,Teritori kawasan ini juga meliputi Tapanuli dan Singkil.
Namun pada tahun 1905, wilayah Tapanuli ditingkatkan statusnya menjadi Residentie Tapanuli, sedangkan wilayah Singkil diberikan kepada Residentie Atjeh. Kemudian pada tahun 1914, Gouvernement Sumatra’s Westkust, diturunkan statusnya menjadi Residentie Sumatra’s Westkust, dan menambahkan wilayah Kepulauan Mentawai di Samudra Hindia ke dalam Residentie Sumatra’s Westkust.
Di tahun 1935 wilayah Kerinci juga digabungkan ke dalam Residentie Sumatra’s Westkust. Pasca pemecahan Gouvernement Sumatra’s Oostkust, wilayah Rokan Hulu dan Kuantan Singingi diberikan kepada Residentie Riouw, dan juga dibentuk Residentie Djambi pada periode yang hampir bersamaan.
Teritori untuk wilayah ini tidak begitu banyak berubah setelah Belanda pergi dan Indonesia dijajah oleh Jepang, pemerintah Jepang hanya mengubah namanya menjadi Sumatora Nishi Kaigan Shu. Lalu atas dasar pertimbangan geostrategis militer, daerah Kampar dimasukkan ke dalam wilayah Rhio Shu. (Pengucapan Riau oleh Jepang )
Sumatera Barat Setelah Kemerdekaan.
Pada awal kemerdekaan Indonesia wilayah Sumatra Barat tergabung dalam Provinsi Sumatra yang berpusat di Bukittinggi.
Empat tahun kemudian, Provinsi Sumatra dipecah menjadi tiga provinsi, yakni Sumatra Utara, Sumatra Tengah, dan Sumatra Selatan. Sumatra Barat beserta Riau dan Jambi merupakan bagian dari keresidenan di dalam Provinsi Sumatra Tengah.
Lalu di tahun 1957, Provinsi Sumatra Tengah dipecah lagi menjadi tiga provinsi yakni Provinsi Sumatra Barat, Provinsi Riau, dan Provinsi Jambi. Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, digabungkan ke dalam Provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri. Begitu pula wilayah Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan Singingi ditetapkan masuk ke dalam wilayah Provinsi Riau.
Selanjutnya ibu kota provinsi Sumatra Barat yang awalnya ada di Bukittinggi, dipindah ke Padang melalui Surat Keputusan Gubernur Sumatra Barat yang dikeluarkan tanggal 29 Mei 1958.
Kekayaan Alam Tanah Sumatera Barat.
Sumatra Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati dan tanah yang subur.
Berbagai spesies langka masih dapat dijumpai, misalnya Rafflesia arnoldii (bunga terbesar di dunia), harimau sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu.
Terdapat dua Taman Nasional di provinsi ini, yaitu Taman Nasional Siberut yang terdapat di pulau Siberut (Kabupaten Kepulauan Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman nasional terakhir ini wilayahnya membentang di empat provinsi: Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan.
Keadaan tanah yang subur ini, tentunya tidak disia-siakan oleh pemerintah Belanda, mereka kemudian melakukan penanaman kopi dalam skala besar di Sumatera Barat, dan kini setelah masa penjajahan berakhir, kita masih dapat menjumpai kopi nikmat dari Sumatera Barat.
Cita Rasa Kopi Robusta Padang.
Kopi Robusta memiliki kenikmatan yang luar biasa,
Kopi yang ditanam di dataran tinggi Solok, Gunung Talang, Sumatera Barat ini memiliki citarasa lebih ringan dibandingkan tipikal kopi Sumatera lainnya. Bodynya rendah-sedang, sweetness cukup banyak dengan notes buah – buah tropis dan aroma floral. Secara umum kopi ini menyerupai kopi afrika.
Karakternya yang unik membuat kopi jenis ini cepat digemari dan, tidak heran, kalau single origin ini pun segera melesat menjadi primadona baru di kelas kopi-kopi Sumatera, dalam beberapa tahun terakhir kopi ini semakin banyak mendapat penggemar loyal dari luar negeri seperti : Australia, Inggris dan Korea.
Hal nikmat yang kamu dapatkan bukan hanya makanan padang, namun ada juga kopi nikmat dari Padang yang harus kamu coba, untuk kalian yang ingin mendapatkan Kopi Robusta Padang kualitas terbaik, kalian bisa mendapatkannya hanya di Kopi Petani.
Leave a Reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.