Sale!

Kopi Jantan Toraja

Harga aslinya adalah: Rp70.000.Harga saat ini adalah: Rp65.000.

Kopi Jantan Toraja

Asal : Toraja, Sulawesi Selatan

Karakter : Merupakan biji kopi pasca panen yang mengalami anomali. Citarasa lebih strong sehingga bermanfaat untuk menambah stamina dan daya ingat.

Netto : 200 gr

Deskripsi

Kopi Jantan Toraja dikembangkan oleh masyarakat penduduk Dusun Malaleo, Lembang Gandangbatu, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Toraja, Sulawesi Selatan. Kopi ini merupakan kopi dari biji tunggal yang memiliki citarasa lebih strong dan berkhasiat untuk stamina dan meningkatkan daya ingat.

Agen Kopi Jantan Toraja

Kopi Jantan Toraja tersedia di Kopi Petani. Kami Jual Kopi Jantan Toraja dengan kualitas terbaik. Kalian dapat menemukan Kopi Jantan Toraja dengan menghubungi kami melalui Whatsapp  (Klik Nomor Langsung Chat WhatsApp).

Karakter Kopi Jantan Toraja

  1. Dalam perdagangan Internasional, Kopi Jantan disebut sebagai Peaberry , yaitu kopi pasca panen yang disortasi dari biji kopi yang mengalami anomali pertumbuhan.
  2. Meski terlihat ‘tidak normal’, biji kopi lanang tidak serta merta berarti cacat atau tak layak konsumsi. Sebaliknya, anomali pada kopi lanang justru punya keistimewaan tersendiri untuk dinikmati. Anomali kopi lanang bisa dilihat pada bentuk bijinya. Bentuk “aneh” ini sudah bisa diidentifikasi sejak pemetikan dan biasanya mulai dipisahkan pada proses sortir.
  3. Menurut Badan Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Litbang Kementerian Pertanian, ada beberapa penyebab munculnya kopi lanang, seperti: Tidak optimalnya penyerbukan putik bunga akibat serangga atau angin. Adanya malnutrisi atau ketidakseimbangan distribusi zat makanan pada saat pembuahan. Umur pohon kopi sudah di atas 10 tahun yang mengakibatkan penurunan kemampuan penyerbukan secara alami Kelainan genetika Sampai titik ini, sudah diketahui bahwa kopi lanang merupakan kopi hasil proses alami. Tidak menggunakan rekayasa apapun.

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Kopi Jantan Toraja”